Siapa Reid Hoffman tak banyak yang tahu. Linkedln juga begitu. Hanya sohor di kalangan pekerja professional. Tetapi sesudah melantai di bursa itu, nama keduanya melesat ke seluruh dunia. Linkedln dan Reid Hoffman. Dan itu karena harga saham perusahaan itu meroket tinggi.
Saham yang awalnya ditawarkan seharga US$45 per lembar, terbang hingga menyentuh US$122,70. Lebih dari dua kali lipat dari semula. Di tengah terlelapnya saham sejumlah perusahaan raksasa dunia, Linkedln memukau para pialang.(VIVAnews)
Kutipan yang menandai bangkitnya dunia dotcom. Saham melonjak. Tersukses sejak Google, 7 tahun silam. Ya, Linkedln, pelakunya.
Tumbuhnya industri dotcom tentu menuntut suplai produk. Di sinilah start up company mendapat ruang untuk mereguk manisnya. Ingat, betapa fenomenalnya Google dan Facebook. Perusahaan skala UKM yang jadi sohor karena dapat menjawab kebutuhan penikmat teknologi. Ya, kata kuncinya: buat produk sesimpel mungkin dan jawab kebutuhan pengguna.
Bila di dunia offline, Indonesia seakan tengah dirundung duka. Di dunia online kita tak seharusnya bermuram durja. Tak sedikit startup company anak negeri yang berjaya. Setelah Koprol yang diakusisi Yahoo, kini giliran Disdus.com yang dicaplok "bapak"-nya: Groupon. Dan, pelaku bisnis lainnya kini telah menyebar dan menggurita di berbagai daerah.
Bisnis yang hanya membutuhkan otak. Bermodal ide dikawinkan dengan pinangan pemilik modal jadilah sumber uang. Investor kini berlomba memasuki dunia dotcom lagi. Ada gulanya, semutpun merubung.
Sesuai dengan tesa saya di atas. Bahwa produk yang terbaik ialah produk yang "menjawab". Maka saya akan sharing ide bisnis. Mentah memang. Silakan dieksekusi dan diolah hingga matang. Free of charge. Hmmm, yummmy.
Pariwisata. Saya tertarik mengangkatnya. Karena kini hampir tak pernah sekalipun orang bepergian tanpa mencari referensinya dari internet. Saya melihat ceruk di sini. Sebuah situs pariwisata yang kontennya dari pelaku utama. Isinya gabungan Wikipedia dan Blog. Ide dasarnya begini, Indonesia melimpah obyek wisata. Tapi sedikit sekali kita mengetahuinya. Apalagi dunia luar. Minim anggaran promosi, demikian alasannya. Nah, itu mendung di dunia offline. Kita menyuguhkan jawaban. Di sini kita menghadirkan blogger yang akan membagi pengalamannya. Review dari tangan pertama! Seperti Wikipedia, setiap review dapat dikoreksi oleh kontributor lainnya. Bahkan bisa dikomentari. Aktifitas kontributor dirangking dan akan diberi reward. Rewardnya dapat beraneka bentuk.
Obyektifitas dan orisinalitas menjadi nadi bagi situs ini. Maka setiap kontributor, salah satu prasyaratnya ialah bukan penduduk lokal. Kontributor di sini juga bukan hanya dari turis lokal, turis asing pun dapat berkontribusi. Karena situs dirancang bilingual.
Untuk kelangsungan denyut situs, tidak hanya adsense yang menopang. Maskapai penerbangan, Hotel, restoran, dinas pariwisata setempat dapat menjadi sumber pendanaan. Ketika sudah besar, siap-siap go public atau dilamar google... Googletourism. hehehe. Silakan anda olah kelanjutannya. Ingin diskusi lebih lanjut, silakan komen atau via yaser25[@]gmail.com.
Benar bila tulisan ini sejatinya bisa dibagi dalam dua judul. Tapi kalo bisa sekali merengkuh dayung mengapa harus berlama-lama. Yang pertama dapat kerang, yang kedua dapat cangkang. Ayo, startup lokal buruan take action!
Sumber : http://yaserace.blogspot.com/2011/06/bisnis-ide-bisnis-masa-depan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar