Bisnis Tiket

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..

KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Bergabung? silahkan klik disini


Rabu, 13 Juni 2012

Penerbangan RI Menang dari Malaysia

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengklaim maskapai penerbangan terbesar nasional, PT Garuda Indonesia Tbk telah mampu mengalahkan pesaingnya di kawasan Asia, Malaysia Airlines dan Thai Airways.

Bahkan, Garuda Indonesia saat ini diklaim mampu mengalahkan maskapai penerbangan Eropa, Air France. Keunggulan Garuda tersebut tercermin dari nilai kapitalisasi pasar yang mencapai Rp18 triliun (data per 11 Juni 2012 di Bursa Efek Indonesia Rp15,1 triliun). Jika mengacu data Rp18 triliun, nilai kapitalisasi pasar Garuda lebih tinggi Rp1 triliun dari Malaysia Airlines dan Thai Airways.

Mengutip laporan keuangan Garuda Indonesia dan Malaysia Airlines sepanjang 2011, maskapai penerbangan nasional ini memang unggul dalam hal pertumbuhan di sejumlah indikator.

Jumlah Penumpang
Maskapai penerbangan Malaysia, Malaysia Airlines, mencatat jumlah penumpang selama 2011 mencapai 17,04 juta orang. Perolehan sedikit lebih baik dicatat oleh Garuda yang bisa mengangkut sebanyak 17,1 juta penumpang yang terbagi atas penumpang domestik 13,9 juta orang dan internasional 3,2 juta orang.

Malaysia Airlines mencatat tingkat keterisian (load factor) tahun lalu mencapai 74,5 persen, lebih rendah dari Garuda sebesar 75,2 persen.

Kapasitas produksi pada 2011 atau availability seat kilometres (ASK) Garuda Indonesia selama 2011 mencetak kenaikan sebesar 26 persen dari 25,8 miliar pada 2010 menjadi 32,5 miliar.

Kendati kalah dibandingkan tingkat ASK yang diperoleh Malaysia Airlines pada 2011 sebesar 55,8 miliar, laju pertumbuhan Garuda mengalami kenaikan lebih dari tiga kali lipat. ASK maskapai penerbangan Malaysia pada tahun lalu hanya naik 9,9 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

Armada Pesawat
Sehubungan dengan perkembangan dan perluasan armada yang sedang berjalan, Garuda Indonesia menerima 14 unit armada baru pada 2011. Armada baru itu antara lain 2 unit A330-200s, 9 unit B737-800 Next Generations dan 3 unit  A320 untuk Citilink. Dengan tambahan pesawat tersebut, total armada yang dioperasikan Garuda pada 2011 mencapai 87 unit, dengan waktu penggunaan rata-rata 6,5 tahun.

Sementara itu, Malaysia Airlines melaporkan telah menerima sedikitnya 7 unit armada pesawat Boeing 737-800 dan 5 unit armada Airbus 330-300. Rata-rata waktu penggunaan pesawat yang dimiliki maskapai Malaysia itu adalah 12,2 tahun.

Secara total, jumlah armada pesawat yang dimiliki Malaysia saat ini mencapai 129 unit, terdiri atas berbagai jenis pesawat Airbus 330, Boeing 747, Boeing 737, ATR72, dan DHC6.

Kinerja Keuangan
Garuda Indonesia berhasil meraup pendapatan usaha sebesar Rp27,16 triliun. Perolehan itu meningkat 39,06 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp19,53 triliun.
Peningkatan paling tinggi diperoleh dari pos pendapatan penerbangan berjadwal yang tercatat sebesar Rp22,62 triliun.

Bahkan, seperti dikutip dari laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, Rabu 21 Maret 2012, meski beban usaha maskapai pelat merah itu ikut naik dari Rp19,60 triliun pada 2010 menjadi Rp26,15 triliun pada akhir 2011, Garuda mampu membukukan laba usaha Rp1,01 triliun dari sebelumnya merugi Rp67,15 miliar.

Laba bersih tahun berjalan juga terangkat 56,06 persen menjadi Rp808,66 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp518,15 miliar.
Nasib kurang beruntung justru diderita oleh Malaysia Airlines. Meski maskapai ini mencatat pendapatan RM13,9 miliar setara 4,63 miliar dollar AS (Rp 41,67 triliun), namun biaya operasional justru lebih besar yaitu mencapai RM16,48 miliar. Akibatnya, perusahaan harus menelan rugi sebesar RM2,52 miliar  atau setara 840,98 juta dollar AS (Rp 7,569 triliun).

(Surabaya Post Online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar