Bisnis Tiket

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..

KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Bergabung? silahkan klik disini


Rabu, 15 Januari 2014

Dalam JKN, Dokter Layanan Primer Setara Spesialis

Ilustrasi dokter

Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai program dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengharuskan alur pelayanan diawali dari fasilitas primer. Kendati demikian, masih ada salah kaprah di tengah masyarakat yang menilai dokter layanan primer adalah dokter umum yang kurang berkompeten.

Manager akademik dan kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Pradana Soewondo mengatakan, dokter layanan primer memiliki kompetensi setara dengan dokter spesialis. Meskipun jenis kompetensi keduanya berbeda.

"Salah jika dokter layanan primer itu kurang dihargai dan dianggap dokter umum, kompetensinya setara dengan dokter spesialis yaitu berada di tingkat delapan," ujarnya dalam Quo Vadis Dokter Indonesia, Sabtu (11/1/2014) di Jakarta.

Kompetensi dokter, jelas Pradana dibagi menjadi beberapa tingkatan. Dari skala satu hingga 10, dokter yang sudah lulus Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) dan menjalani internship ada dalam tingkat kompentensi tujuh. Sementara setelah mengambil pendidikan spesialis, maka tingkatnya meningkat menjadi delapan, bahkan sembilan.

Karena itu, lanjutnya, dokter layanan primer juga membutuhkan pendidikan lanjutan, sama halnya dengan dokter spesialis. "Untuk mencapai tingkat delapan, dokter membutuhkan pendidikan lagi, meskipun saat ini belum memungkinkan jika diberlakukan pendidikan formal, belum ada kesepakatan tentang dokter layanan primer," kata Pradana.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Sugito Wonodirekso mengatakan, meski memiliki tingkat kompetensi yang sama, dokter layanan primer memiliki kompetensi yang berbeda dengan dokter spesialis. Jika dijabarkan dalam kompetensi dokter layanan primer meliputi kontak pertama dan langsung dengan pasien, dapat dimendiagnosis semua macam penyakit, gejala penyakit, usia, kelamin, dan ikut berperan dalam pencegahan penyakit secara umum.

"Ini tentu berbeda dengan dokter spesialis yang hanya menangani penyakit-penyakit tertentu saja. Maka tidak heran dokter spesialis umumnya hanya terlibat dalam upaya kuratif, sementara dokter layanan primer perlu terlibat dalam upaya preventif promotif," katanya.

Seperti yang diketahui JKN menggunakan pola rujukan berjenjang yang dimulai dari sistem layanan primer hingga tersier. Layanan primer terdiri atas puskemas, klinik pratama, dan dokter praktek pribadi beserta jejaringnya.

Sistem layanan primer mencakup 144 macam diagnosis dengan alur klinis (clinical pathway) yang sudah disusun organisasi profesi terkait. Bila diagnosis ternyata di luar alur klinis yang dirancang, maka pasien akan dirujuk ke sistem layanan sekunder.

"Tentunya, lama pasien dirujuk bergantung pada sakit yang diderita dan kemampuan tenaga kesehatan di sistem layanan primer. Yang jelas masyarakat harus melalui fasilitas primer terlebih dulu baru akan dilayani di tingkat sekunder dan tersier," terang Direktur Pelayanan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Fajriudin.

Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar