Pada tanggal 21 April bangsa Indonesia memperingati hari Kartini, yaitu seorang tokoh pahlawan nasional yang telah berhasil memperjuangkan martabat nya seorang wanita ketingkat yang lebih tinggi. Sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa pada jaman penjajahan wanita berada di tingkat lebih rendah, tidak boleh mengenyam pendidikan dan tak bias terlibat dalam pemerintahan sayangnya pada masa itu tujuannya bukan karena memuliakan wanita melainkan lebih menganggap wanita sebagai budak.
Tanpa mengecilkan semangat tersebut sebenarnya ada yang benar-benar telah mengangkat martabat wanita jauh 14 abad yang lalu yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lewat ajaran agama Islam.
Islam memandang sama manusia kecuali ketaatannya
Islam Memuliakan Wanita dengan Mengharuskan Menutup Aurat
Demikian juga dengan hal berpakaian, karena menganggap setara banyak wanita merasa jilbab sebagai pengekangan terhadap kebebasan. Jilbab sama sekali bukan pengekangan terhadap kebebasan wanita, jutru Islam memandang wanita sebagai perhiasan yang penuh dengan pesona dan harus dilindungi sehingga tidak menjadi budak nafsu.
Mahar Sebagai Penghormatan Lelaki ketika Meminang
Dalam Islam kehadiran mahar dianggap penting namun kurang dipahami maksudnya. Sejarah mencatat bahwa dahulu wanita itu berkedudukan rendah, bukan saja jadi budak nafsu kaum lelaki namun bisa diperjual belikan. Setelah Islam datang, lelaki harus menghormati wanita dengan memberi mahar sebagai lambang penghormatan kepada wanita dan mengharamkan beberapa ketentuan menggauli perempuan dengan syariat tertentu yang sudah ditentukan.
Ketika menjadi IBU, seorang wanita 3 kali lebih mulia dari lelaki
Hal ini ditegaskan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dalam sebuah hadistnya seorang muslim bertanya: "Ya Rasulullah, siapakah orang yang harus saya aku hormati di dunia ini."
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab :" ibumu."
"Kemudian, siapa lagi ya Rasulullah?" tanya orang itu,
Rasul menjawab :"ibumu."
Lalu, laki-laki menanyakan lagi; "Kemudian, setelah itu siapa ya Rasul?" "Bapakmu," jawab Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Tentu saja hal ini menjadi keabsahan yang tidak dapat disangkal, seorang ibu kasih sayangnya sepanjang masa, rela meninggalkan kesenangan pribadinya demi anak, melupakan peluh, melupakan lelah demi anak.
"Kepada para ikhwan, Sudah sejauh mana rasa hormat kita kepada wanita? Ingatlah kedudukan lebih tinggi dari wanita hanya berlaku ketika justru dapat melindungi dan membawa wanita pada kedudukan mulia baik sebagai anak, remaja, suami terlebih sebagai Ayah."
Maka hai para akhwat, sungguh beruntungnya kita menjadi seorang perempuan dengan kemuliaan yang Allah ciptakan dalam ajaran-Nya, namun ingat kemuliaan ini berbanding lurus dengan kelembutan dan pengabdian seorang perempuan baik sebagai anak, remaja, istri dan terlebih sebagai ibu. Dengan demikian tunai sudah perjuangan Kartini seperti yang beliau cita-citakan semasa hidupnya. (pipit nurul)
Sumber : http://duniaibadah.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar