Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah |
Posted: 11 Mar 2011 04:00 PM PST Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: لا يخلون أحدكم بامرأة فإن الشيطان ثالثهما Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.[1]
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.[2] لا يخلون رجل بامرأة إلا مع ذي محرم فقام رجل فقال يا رسول الله امرأتي خرجت حاجة واكتتبت في غزوة كذا وكذا قال ارجع فحج مع امرأتك Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kacuali jika bersama dengan mahrom sang wanita tersebut". Lalu berdirilah seseorang dan berkata, "Wahai Rasulullah, istriku keluar untuk berhaji, dan aku telah mendaftarkan diriku untuk berjihad pada perang ini dan itu", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Kembalilah!, dan berhajilah bersama istrimu"[3] Apa maksud perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam "syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua"? Berkata Al-Munawi, :"Yaitu syaitan menjadi penengah (orang ketiga) diantara keduanya dengan membisikan mereka (untuk melakukan kemaksiatan) dan menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak dan menghilangkan rasa malu dan sungkan dari keduanya serta menghiasi kemaksiatan hingga nampak indah di hadapan mereka berdua, sampai akhirnya syaitan pun menyatukan mereka berdua dalam kenistaan (yaitu berzina) atau (minimal) menjatuhkan mereka pada perkara-perkara yang lebih ringan dari zina yaitu perkara-perkara pembukaan dari zina yang hampir-hampir menjatuhkan mereka kepada perzinaan."[4] Berkata As-Syaukani, "Sebabnya adalah lelaki senang kepada wanita karena demikanlah ia telah diciptakan memiliki kecondongan kepada wanita, demikian juga karena sifat yang telah dimilikinya berupa syahwat untuk menikah. Demikian juga wanita senang kepada lelaki karena sifat-sifat alami dan naluri yang telah tertancap dalam dirinya. Oleh karena itu syaitan menemukan sarana untuk mengobarkan syahwat yang satu kepada yang lainnya maka terjadilah kemaksiatan."[5] Imam An-Nawawi berkata, "…Diharamkannya berkhalwat dengan seorang wanita ajnabiah dan dibolehkannya berkholwatnya (seorang wanita) dengan mahramnya, dan dua perkara ini merupakan ijma' (para ulama)"[6] Apakah yang dimakasud dengan mahram?? Berkata As-Suyuthi, "Para sahabat kami (para pengikut madzhab Syafi'i) mengatakan, 'Mahrom adalah wanita yang diharamkan untuk dinikahi untuk selama-lamanya baik karena nasab maupun dikarenakan sebab tertentu yang dibolehkan dan dikarenakan kemahraman wanita tersebut"[7] Dari definisi ini maka diketahui bahwa Dan jika telah jelas bahwa sang wanita adalah mahromnya maka tidak boleh baginya untuk menikahinya dan boleh baginya untuk memandangnya dan berkhalwat dengannya dan bersafar menemaninya, dan hukum ini mutlak mencakup mahrom yang disebabkan karena nasab atau karena persusuan atau dikarenakan pernikahan.[10] Peringatan: Berkata Imam An-Nawawi, "Yang dimaksud mahram dari sang wanita ajnabiah yang jika ia berada bersama sang wanita maka boleh bagi seorang pria untuk duduk (berkhalwat) bersama wanita ajnabiah tersebut, disyaratkan harus merupakan seseorang yang sang pria ajnabi sungkan (malu/tidak enak hati) dengannya. Adapun jika mahrom tersebut masih kecil misalnya umurnya dua atau tiga tahun atau yang semisalnya maka wujudnya seperti tidak adanya tanpa ada khilaf."[11] -Bersambung insya Allah- Penulis: Ustadz Firanda, Lc, MA Artikel www.muslim.or.id |
Pujian dalam Hujatan bagi Wahabi Posted: 10 Mar 2011 08:00 PM PST Ketika aku putuskan untuk beramal sesuai AlQuran & Sunnah dengan faham As Salafush Shaleh, Aku pun dipanggil Wahabi Ketika aku meyakini Alquran itu kalam Ilahi, bukan makhluq …. Aku pun diklaim sebagai Wahabi Ketika aku tidak lagi shalat, ngaji serta ngais berkah di makam-makam keramat… Aku pun dijuluki Wahabi Ketika aku katakan tahlilan dilarang oleh Imam Syafi'i Ketika aku takut mengatakan bahwa Allah subhaanahu wa ta'ala itu dimana-mana sampai ditubuh babipun ada… Aku pun dibubuhi stempel Wahabi Ketika aku tanya apa itu Wahabi…? Tapi…! Apabila Wahabi menuntunku menjauhi syirik, khurafat dan bid'ah… Maka aku bangga menyandang baju kebesaran Wahabi ! Ada yang bilang.…. Kalau pengikut setia Ahmad shallallahu 'alaihi wa sallam digelari Wahabi, maka aku mengaku sebagai Wahabi. Oleh: Ahmad Zainuddin Dicopy dari web Ustadz Firanda, Lc, MA Artikel www.muslim.or.id |
You are subscribed to email updates from Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar